Minggu, 08 Maret 2015

MATERI KIMIA TENTANG KOROSI



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Penelitian
            Korosi diartikan sebagai peristiwa pengkaratan, apabila kita menyebut kata karat hampir semua orang akan tahu. Pengkaratan dikenal sebagai suatu peristiwa kerusakan pada permukaan barang-barang yang terbuat dari logam yang berlangsung akibat adanya interaksi/kontak antara barang tersebut dengan lingkungan dimana barang tersebut berada. Peristiwa ini sangat tidak dikehendaki karena dapat merusak fungsi maupun penampilan barang yang mengalami peristiwa ini. Korosi adalah suatu reaksi kimia dimana suatu logam dioksidasi sebagai akibat dari serangan kimia oleh lingkungan (uap air, oksigen di atmosfer, oksida asam yang terlarut dalam air). Korosi merupakan suatu reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak  dikehendaki. Korosi yang paling banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah perkaratan besi. Misalnya pada pagar halaman, pisau, paku, kawat, kapal dan berbagai jenis kendaraan. Hal ini tentunya menimbulkan kerugian karena logam yang berkarat akan mudah rapuh dan cepat rusak.
            Oleh karena itu, kita perlu mempelajari bagamana proses terjadinya korosi dan bagaimana cara mencegahnya.
1.2              Tujuan Penelitian
1.2.1         Mengetahui pengertian korosi.
1.2.2         Mengetahui proses terjadinya korosi.
1.2.3         Mengetahui cara pencegahan terjadinya korosi.
1.2.4         Mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi.
1.2.5         Mengetahui dampak dari korosi.
1.3              Rumusan masalah
1.3.1         Apa yang dimaksud dengan korosi?
1.3.2         Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi?
1.3.3         Bagaimana proses terjadinya korosi?
1.3.4         Bagaimana cara mencegah terjadinya korosi?
1.3.5         Apa saja dampak dari korosi?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Korosi
            Korosi dalam ilmu kimia merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak  dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada pula definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Peristiwa korosi itu sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu roses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik.

2.2              Faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi
            Pada umumnya ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya percepatan korosi, yaitu:
2.2.1         Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Uadara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.
2.2.2        Oksigen
Uadara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks.
2.2.3        Larutan garam
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih untuk dapat diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan korosi yang utama.
2.2.4        Permukaan logam yang tidak rata
                        Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
2.2.5        Keberadaan zat pengotor
                        Zat pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi.
2.2.6        Kontak dengan elektrolit
                        Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
2.2.7        Temperatur
                        Temperatur mempengaruhi kecepatan pada reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat.
2.2.8        pH
                        Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi  semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
2.3              Proses terjadinya korosi
            Proses perkaratan (korosi) adalah reaksi elektrokimia (redoks). Pada permukaan besi (Fe) bisa terbentuk anoda dan katoda yang disebabkan oleh dua hal:
2.3.1                                Perbedaan konsentrasi oksigen terlarut pada permukaan besi. Tetesan air pada permukaan besi mengandung perbedaan oksigen terlarut. Pada bagian pinggir mengandung lebih oksigen terlarut, sehingga di bagian ini bertindak sebagai katoda (reaksi reduksi). Pada bagian tengah tetesan oksigen terlarut relatif sedikit sehingga bagian ini bertindak sebagai anoda (reaksi oksidasi). Dengan adanya garam (oksida asam) atau zat elektrolit akan mempercepat reaksi perkaratan.
2.3.2                                Tercampur besi oleh karbon atau logam lain yang mempunyai  red lebih besar dari besi. Karen  red besi lebih kecil dari logam tersebut, maka besi akan teroksidasi (anoda), hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi atau menghasilkan karatan besi.
  
2.4              Cara mencegah terjadinya korosi
2.4.1         Pengecatan
                        Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat dapat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2.4.2         Pelumuran dengan oli atau gemuk
                        Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.


2.4.3         Pembalutan dengan plastik
                        Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
2.4.4         Tin plating (pelapisan dengan timah)
                        Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/ mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif dari pada timah (E0 Fe= -0,44 volt; E0 Sn= -0,14 volt). Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Akan tetapi hal ini justru diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
2.4.5         Galvanisasi (pelapisan dengan zink)
                        Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif dari pada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
2.4.6         Cromium planting (pelapisan dengan kromium)
                        Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium dengan memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
2.4.7         Sacrifical protection (pengorbanan anode)
                        Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih muadah berkarat) dari pada besi.
2.5              Dampak korosi
2.5.1         Dampak negatif
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh korosi diantaranya adalah:
·      Adanya kerugian teknis.
·      Menurunnya efesiensi.
·      Menurunnya kekuatan konstruksi.
·      Karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance.
2.5.2         Dampak positif
Selain menimbulkan dampak negatif korosi juga menguntungkan diantaranya adalah pabrik cat (coating), adanya pekerjaan cathodic protection.





BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan

Jadi, korosi merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak  dikehendaki. Dan dipengaruhi oleh...

3 komentar:

  1. Free Spins No Deposit (2021) - Lucky Club Live Casino
    Join Lucky Club and discover the amazing rewards of no deposit bonuses, free spins, and a whole lot more. Register today luckyclub.live to start

    BalasHapus
  2. What does the difference between roulette and bingo? - Dr.MCD
    Roulette is one 광명 출장마사지 of the most popular game in the casino game, and the roulette 여주 출장안마 table 문경 출장안마 has several variations as well. For example, 상주 출장샵 when you look at the 시흥 출장안마 roulette table

    BalasHapus